Kawasan Taman Nasional Baluran terletak di
Kecamatan Banyuputih, Kabupaten Situbondo, Provinsi Jawa Timur. Batas wilayah
sebelah utara adalah Selat Madura, sebelah timur Selat Bali, dan di tengah
kawasan ini terdapat Gunung Baluran yang sudah tidak aktif lagi. Inilah hamparan savana terluas di Pulau Jawa,
membuat Anda yang berkunjung ke sini serasa berada di Afrika.
Di Baluran
tersaji sungguhan alam menakjubkan ketika ratusan rusa berlarian menuju
kubangan air, merak jantan melebarkan ekornya untuk menarik perhatian sang
betina, puluhan kerbau besar yang gagah, belasan elang mencari makan, hingga
lutung dan makaka yang bergelantungan. Belum lagi pepohonan khas Baluran yang
mirip pohon pinang dan berbuah sekali seumur hidup sebanyak 1 ton untuk
kemudian mati. Pohon pilang yang berbatang putih dan rimbun, bila Anda
mengamatinya secara seksama maka mirip pohon di film “Avatar” serta pohon bekol
yang rindang mirip beringin dengan nuansa magis.
Pariwisata Indonesia
Tumbuhan yang ada di
taman nasional ini sebanyak 444 jenis, diantaranya terdapat tumbuhan asli yang
khas dan menarik yaitu widoro bukol (Ziziphus rotundifolia), mimba (Azadirachta
indica), dan pilang (Acacia leucophloea). Widoro bukol, mimba, dan
pilang merupakan tumbuhan yang mampu beradaptasi dalam kondisi yang sangat
kering (masih kelihatan hijau), walaupun tumbuhan lainnya sudah layu dan
mengering.
Tumbuhan yang lain seperti asam (Tamarindus indica), gadung (Dioscorea hispida), kemiri (Aleurites moluccana), gebang (Corypha utan), api-api (Avicennia sp.), kendal (Cordia obliqua), manting (Syzygium polyanthum), dan kepuh (Sterculia foetida).
Terdapat 26 jenis
mamalia diantaranya banteng (Bos javanicus javanicus), kerbau liar (Bubalus
bubalis), ajag (Cuon alpinus javanicus), kijang (Muntiacus
muntjak muntjak), rusa (Cervus timorensis russa), macan tutul (Panthera
pardus melas), kancil (Tragulus javanicus pelandoc), dan kucing
bakau (Prionailurus viverrinus).
Taman Nasional Baluran
Taman Nasional Baluran merupakan spot yang
sangat menarik bagi para pecinta fotografi, waktu yang cocok untuk berkunjung
ke tempat ini adalah musim kemarau yakni antara bulan Juni hingga Agustus. Pada
bulan-bulan tersebut air di hutan akan kering dan rumput berwarna kuning. Nah,
pada musim kering ini satwa-satwa di hutan akan keluar menuju padang savana
karena pihak pengelola Taman Nasional akan menyediakan air dan kubangan. Musim kunjungan terbaik adalah bulan Maret s/d Agustus setiap tahunnya.
Taman nasional ini
dibagi menjadi beberapa pos pengamatan. Pos di Taman Nasional ini antara lain:
- Batangan. Di sini terdapat peninggalan sejarah berupa goa Jepang, makam putra Maulana Malik Ibrahim, atraksi tarian burung merak pada musim kawin (antara bulan Oktober/November) dan berkemah. Fasilitas yang ada di sini antara lain pusat informasi dan bumi perkemahan.
- Bekol dan Semiang. Di sini terdapat fasilitas pengamatan satwa seperti ayam hutan, merak, rusa, kijang, banteng, kerbau liar, dan burung. Fasilitas yang adadi sini antara lain wisma peneliti, wisma tamu, dan menara pandang.
- Bama, Balanan, dan Bilik. Di sini merupakan lokasi wisata bahari, lokasi memancing, menyelam/snorkeling, dan atraksi perkelahian antar rusa jantan (pada bulan Juli/Agustus) dan atraksi kawanan kera abu-abu yang memancing kepiting/rajungan dengan ekornya pada saat air laut surut.
- Manting, dan Air Kacip. Di sini terdapat sumber air yang tidak pernah kering sepanjang tahun, dan merupakan habitat macan tutul.
- Popongan, Sejile, Sirontoh, Kalitopo. Di sini terdapat fasilitas untuk naik sampan di laut yang tenang, melihat berbagai jenis ikan hias, dan lokasi pengamatan burung migran.
- Curah Tangis. Di sini terdapat fasilitas untuk kegiatan panjat tebing dengan tinggi 10-30 meter, dan kemiringan sampai 85%.
No comments:
Post a Comment